Selasa, 01 Oktober 2019

Puisi "LUSUH", Coretan Pena salah satu anggota UKM Pandekar

Lusuh
 
(Bukan sehelai sutra)
Karya: TintaBiru

Lusuh,
Oleh sebab begitu tua, ku panggil ia si
lusuh.

Si lusuh kawan karib ku,
Yang kini telah ku istirahatkan,
lelah sudah ia menemani,
disetiap sujud-sujud ku kepada Tuhan.

bak mata panah nan menikam,
tertancap hingga ke tulang,
buih-buih tangis bagai di musim gugur,
berjatuhan di pelupuk kalbu.

terkenang aku pada si lusuh yang
tersimpan,
berhiaskan pelangi dalam almari,
dipertontonkan kepada tuan-tuan yang
datang.

kadang kala ia seolah menangis
merindui ku,

menjerit memangil saat seruan-Nya
berkumandang.
aku yang kini terbiasa tuli,
tak ku dengar panggilan kawan ku.

gemerlap dunia membenamkan ku
dalam fana,
tatkala aku lupa fatamorgana.

tahun kian berlalu meninggalkan
kenangan-kenangan nan membisu,
bertahun-tahun nan lalu kau dan aku
acap kali diterpa lembut sang angin,
kala kau turut menari saat ku lantunkan
ayat-ayat suci,
seolah angin pun turut terpesona,
Hingga aku beranjak dewasa lalu kau
menua lebih cepat dari yg kuduga.

Ia bukan sehelai sutra,
Yang sebab mahal kau ku jaga.

2 komentar:

  1. Permisi Ya Admin Numpang Promo | www.fanspoker.com | Agen Poker Online Di Indonesia |Player vs Player NO ROBOT!!! |
    Kesempatan Menang Lebih Besar,
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802

    BalasHapus