Tode
Sakugawa (1733-1815)
Jangan
sebut dirimu seorang “Karateka” jika tidak tahu apa itu Dojo-Kun (sumpah
Karate). Dojo-kun biasanya selalu di bacakan setiap upacara Karate – baik itu
sebelum memulai latihan ataupun ketika mengakhiri latihan. Dan sebagai seorang
Karateka yang kita wajib paham mengenai Doju-kun dan juga dalam
pengaplikasiannya tak hanya ketika latihan saja, melainkan di dalam setiap kehidupan
kita sehari-hari.
Ada
lima poin dalam Dojo-Kun, yaitu : [1]
1.
Sanggup memelihara kepribadian - Seek perfection of character (jinkaku kansei ni tsutomeru koto)
2.
Sanggup patuh pada kejujuran - Be faithful (makotono michi o mamoru koto)
3.
Sanggup mempertinggi prestasi – Endeavour (doryoku no seishin o yashinau koto)
4.
Sanggup menjaga sopan santun - Respect others (reigi o omonzuru koto)
5.
Sanggup menguasai diri - Refrain from violent behaviour (kekkino
yu o imashimeru koto)
Tahukah
kamu siapa master pencetus awal Dojo-Kun? Tode Sakugawa (1733-1815), dialah
pencetus awal Dojo-Kun. Sakugawa juga
merupakan guru pertama di dalam silsilah Karate Shotokan yang berjasa dalam
perkemabangan Karate seperti yang kita pelajari saat ini. Taknik beladirinya berbeda dengan kita saat ini, yaitu berasal
dari White Crane Chu’an fa, namun
pemikirannya tentang mengajar seni bela diri sangat modern. [2]
Sakugawa
lahir sekitar 40 tahun sebelum revolusi Amerika (Maret 1733). Ayahnya, setelah
dihajar oleh sekelompok pemabuk, meninggal dengan pendarahan dalam. Saat itu
Sakugawa masih berusia remaja (sekitar tahun 1750). Sebeum meninggal ayahnya
memastikan sebuah janji kepada anaknya bahwa ia tidak akan pernah membiarkan
dirinya menjadi korban dari kekerasan seperti yang dialami olehnya.
Setelah
kepergian ayahnya, Sakugawa mencari orang yang ahli dalam bela diri. Ia
menemukan seorang biksu, Peichin Takahara, yang ahli di dalam Tode. Takahara
adalah seorang bangsawan Okinawa yang bekerja sebagai seorang pembuat peta di Istana
Shuri. Ia menerima Sakugawa sebagai seorang muridnya. Sakugawa pun belajar bela
diri di bawah didikan Takahara, Sakugawa adalah murid yang sangat antusias dan
juga berbakat.
Kita
mungkin berfikir bahwa para leluhur Karate kita adalah seorang yang memiliki
sikap yang baik lagi bijaksana, namun bahkan seorang yang bijaksana sekalipun
awalnya adalah seorang pemuda yang brutal dan bodoh. Pada saat itu Sakugawa
yang berusia 23 tahun adalah seorang pemuda yang sangat berani dan berandal,
dan suatu malam ia merencanakan untuk mendorong seorang yang tamu terkemuka di
China ke sebuah sungai kecil dengan tujuan bersenang-senang akan hal tersebut.
Namun, Kong Su Kung China dengan ilmu bela dirinya melemparkan meja ke arah
pemuda berandalan tersebut. Sakugawa dipermalukan, dan dipaksa untuk berlutut
dan meminta maaf. Dengan kebaikan dan kebijaksanaannya, Kong Su Kung mengundang
Sakugawa untuk menjadi muridnya dan belajar “White Crane Chu’an Fa” dengannya. Dengan dukungan dari Takahara,
Sakugawa menerima undangan tersebut. Pada waktu itu sistem White Crane adalas sebuah perkembangan baru, dan Takahara mungkin
saja berharap untuk dapat mempelajarinya melalui muridnya tersebut. Sakugawapun
mempelajari sistem tersebut selama kurang lebih enam tahun. Sementara ia berada
di bawah didikan Kong Su Kung, Sakugawa diperkenalkan kepada dasar dari
“hikite”, menarik tangan ke belakang (seperti yang diterapkan di dalam karate
saat ini). Setelah belajar dari kesalahan yang ia perbuat dan juga setelah
berada di bawah didikan Kong Su Kun, Sakugawa pun mejadi seorang yang lebih
bijaksana. Sakugawa dinobatkan sebagai pencetus
“Dojo Kun”, aturan hidup bagi Karateka. Sakugawa juga terkenal di dalam
lingkaran kobudo (sebuah sistem
pertarungan tradisional di Okinawa yang menggunakan alat-alat berkebun sebagai
senjata.
Pada
usia tujuh puluh delapan tahun, Sakugawa dikenalkan dengan Sokon Matsumara,
yang memiliki ambisi besar untuk menjadi petarung hebat di Okinawa. Ia ingin
dididik oleh Sakugawa. Meskipun awalnya ia ragu untuk menerima murid baru, ia
langsung kagum dengan semangat yang dimiliki oleh Sokon Matsumara tersebut dan
memutuskan untuk memberinya sebuah kesempatan. Hal terpenting yang perlu
diingat mengenai Sakagawa adalah bahwa ia menemukan sistem latihan dojo dan
original Kushanku Kata (yang saat ini kita kenal dengan Kata Kanku Dai dan
Kanku Sho), dan merupakan guru pertama Matsumara.
Tode
Sakugawa meninggal pada 17 Agustus 1815, di usianya yang ke-82 setelah melatih
Matsumura selama empat tahun. (M.Y)